Kamar Api
Dalam lambaian telapak kaki seorang perempuan yang kau kira adalah usus besarku,
sebenarnya masih ada cerita yang tersisa, kamar api membakar semua mimpi.
Abu dan seluruh asap yang tertumpah, dan secangkir dahak hitam pengganti tuak hitam,
habis aku bagi-bagikan pada seekor belalang, cicak, dan anjing yang memaksa masuk ke
kamar kita, kamar api. Uap, terlukis juga ejaan api
Kamar api membara
Membara
Kamar
Api
Dan lambaian itu seperti jilatan api. Ada terasa olehku betapa peluh kita akhirnya kering
disalai berpuluh-puluh bara yang merekah
Merah...
Sepekat darah...
Menjelma kabut.
Ai...ai...ai..., jangan nak memaksa masuk
Kamar api telah penuh dengan panas api.
Ranai, 27 Juli 2008
Ellyzan Katan
Prajurit Api
Setelah semua usai, prajurit-prajurit api kembali menjadi abu. Saat itulah akan terlihat betapa
panasnya minyak rindu ini.
Aku dan kau mengguling, merinding di tepi tebing yang penuh dengan serpihan
beling
Akh, lirikan yang aneh menurutku
Prajurit itu memikul api
Ranai, 30 September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar