Minggu, 01 Februari 2009

Sajak-sajak Ellyzan Katan

Sajak Sajak Ellyzan Katan
Minggu, 1 Februari 2009 | 01:03 WIB

Kamar Api

Dalam lambaian telapak kaki seorang perempuan yang kau kira adalah usus besarku,

sebenarnya masih ada cerita yang tersisa, kamar api membakar semua mimpi.

Abu dan seluruh asap yang tertumpah, dan secangkir dahak hitam pengganti tuak hitam,

habis aku bagi-bagikan pada seekor belalang, cicak, dan anjing yang memaksa masuk ke

kamar kita, kamar api. Uap, terlukis juga ejaan api

Kamar api membara

Membara

Kamar

Api

Dan lambaian itu seperti jilatan api. Ada terasa olehku betapa peluh kita akhirnya kering

disalai berpuluh-puluh bara yang merekah

Merah...

Sepekat darah...

Menjelma kabut.

Ai...ai...ai..., jangan nak memaksa masuk

Kamar api telah penuh dengan panas api.

Ranai, 27 Juli 2008

Ellyzan Katan

Prajurit Api

Setelah semua usai, prajurit-prajurit api kembali menjadi abu. Saat itulah akan terlihat betapa

panasnya minyak rindu ini.

Aku dan kau mengguling, merinding di tepi tebing yang penuh dengan serpihan

beling

Akh, lirikan yang aneh menurutku

Prajurit itu memikul api

Ranai, 30 September 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar