Selasa, 20 Januari 2009

Sajak-sajak Evi Idawati

Republika, Minggu, 16 November 2008 pukul 13:35:00
Sajak-sajak Evi Idawati

REDUM KARANG

Akar langit bergelantung di tubuh bumi
Memahat takdir dari lisan rerumputan
Terhampar awan bagi sujud dan keheningan
"Ceritakan padaku kisah bintang,
detak yang terpanggang
ruh bagi awan dan halilintar."

Bergetar sayap capung di rebah pepohonan
Engkau menyusui umbi yang tertanam
Daunnya menjalar berkeliaran
Merajai arah sambil menabuh tubuh
Aku berdendang merajam malam
"Jasad ini aku persembahkan bagi kesakitan
rekaman lara dan ketaklukan."

Tatah tubuhku dengan bibirmu, lelakiku
Jelajahi semesta yang aku bangun di rahimku
Aku mengendapkan matahari di sana
Menunggangi waktu
Engkau menggiring peluh
Menjelmakan embun
Merandai di dada
Merambat lambat menggenang
Di pusar denyut samuderaku
dari redum karang yang terendam

Yogyakarta, 2008


SAJADAH

telah aku terima sajadah
yang engkau kirimkan kepadaku, kekasihku
yang bertuliskan namamu
yang engkau titipkan lewat rabiah

dia berkata-kata padaku tentang dirimu
dan memberikan aku mangga yang ranum
dia juga menunjukkan karpet yang beragam padaku
tapi dia menggulung milikku dan menyerahkannya
pada seorang lelaki untuk membawanya pergi

"kamu lebih memerlukan sajadah
daripada karpet. bergegaslah.
bayarlah aku limaribu
kamu akan mendapatkan milikmu"

lalu lelaki itupun pergi membawa
gulungan karpet tanpa menoleh lagi padaku
padahal dia yang menyeret tanganku melintasi awan
membelah lautan dan menghadapkan aku padamu

telah aku terima ikrar
yang disebutkan rabiah padaku, kekasihku
dengan luapan cinta dan pemujaanku padamu
aku senantiasa menyapa langit dan semesta
menyerahkan diriku untuk mencintaimu
getar dan detak
tangis yang menggenangi pori-pori
limpahan rindu untuk dirimu

telah aku terima semua
yang dikatakan rabiah padaku, kekasihku
mutlak! maafkan, jika senantiasa
aku meminta ridho dan kasihmu

Jakarta, 2008


AKU MEMETIK NAMAMU DARI LANGIT

Bukan pada fajar aku menengadah
Dan menemukan namamu di langit
Lalu memetiknya
Dan meletakkannya di hatiku
Tapi waktu tengah malam kala semesta benderang
Dan awan mengirimkan isyarat dan tanda masa depan

Aku memetik namamu dari langit
Mengumpulkan bintang dan menaburkanya di matamu
Kerlip dan binarnya seperti arus
Yang menghanyutkan aku dalam beliungnya
Hamparkan hatimu untukku
Menjadi sajadah, mihrab dan nadiku
Jika sunyi masih mendekam

Dan aku menggapai sayap yang tertinggal
Aku sedang menjadi penjaga bagimu

Aku mengambil namamu dari langit
Membangun rasi bintang dan menimbunnya
Akan tiba saatnya sinarnya cemerlang
Melesat keatas dan berbinar
Kau tahu, aku mengukirnya
Dalam rintihan dan desah kata
Yang menjagaku senantiasa
Terbang dan mengepakkan sayapku
Menabur percik cahaya abadi di hatimu

ogyakarta, 2008



Evi Idawati lahir 9 Desember 1973. Belajar teater di ISI Yogyakarta, serta Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan. Sajak-sajaknya dipublikasikan di berbagai media massa pusat dan daerah, serta terkumpul dalam sejumlah buku antologi puisi. Selain menulis puisi dan cerpen, ia juga dikenal sebagai aktris teater dan sinetron.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar