Sajak-sajak Jafar Fakhrurozi
PULANG KAMPUNG
aku selalu rindu kampung
rindu rumah dan sangkar walet
sepasang sahabat yang teduh
kami karib setiap kali hujan
aku selalu rindu sawah
rumah bagi segala gundah
anak-anak lumpur yang galau
menangis tersengat semut api
aku rindu irama malam
riang anak-anak mengaji di surau
anak-anak qur’an yang lugu
melantunkan nyanyian malam
ah, aku benar-benar rindu
memutar lagu-lagu itu
Am, 2008
ANTARA ISTIQLAL DAN KATEDRAL
antara istiqlal dan katedral
aku mematung di hitam kali ciliwung
melafalkan zikir atau nyanyi kemanusiaan
sebagaimana yang kudengar kala subuh
serta denting lonceng di ceruk pagi
dapatkah aku pahami
seumpama banjir menyapu kota tua ini
sekejap melenyapkan baris tangis di sini
begitulah, antara istiqlal dan katedral
aku senantiasa bermimpi
menjadi gerimis yang lembut
menyirami taman kelelahan zaman
Am, 2008
TAMAN SUROPATI
aku melamun di sini bersama dengkur merpati
memasuki halaman gedung berpagar langit
merebut senapan dari sangkur penjaga
menyelinap senyap ke kamar-kamar amarah
menyimpan bom di bawah ranjang obama
lalu meledaklah, binasalah segala luka dunia
di taman suropati ini aku telah berjanji
untuk membangun puing-puing mimpi
dari negeri yang dipapah tangan penjarah
Am, 2008
DI PUNCAK MONAS AKU INGIN TERJUN
berdiri tegak di puncak monas
aku seperti pangeran di punggung luka
menjaga mahkota emas yang cemas
maka dari puncak monas aku ingin terjun
ke dalam lautan tangis ciliwung
menyelami senyum gubuk-gubuk papa
yang dipajang indah di museum hujan
kita pun basah menakar nasib yang raib
di hutan kota metropolitan
di jari-jari ciliwung
anak-anak murung memulung puntung
tangan-tanggan yang berlimbah
tubuh-tubuh yang berselimut sampah
serta mata yang selalu terbelalak
selalu terjaga, barangkali maut luput
dalam lengah langkah kami
dari menara cemas ini
aku ingin meghitung setiap kelok jalan
melingkar-lingkar bagai ular yang lapar
melahap semua yang terlelap waktu
menabur racun di sekujur tubuh ibu
ibu dari segala kota yang terluka
kematian adalah mimpi paling nyata
dari abad yang kian entah
sedang aku menunggu saatnya tiba
saat tugu ini runtuh diamuk waktu
Am, 2008
Jafar Fakhrurozi lahir di Majalengka (Jabar), 26 September 1983. Mempublikasikan karya-karyanya berupa puisi, cerpen, dan esai di sejumlah media massa, lokal dan nasional. Sajak-sajaknya juga terkumpul dalam antologi puisi Herbarium Peyair Muda Empat Kota (2006), antologi puisi Disbudpar Jabar (2008), dan Kemarau Panjang(2007). Masih kuliah di FPBS UPI Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar