Republika, Minggu, 30 November 2008 pukul 09:15:00
Sajak-sajak Ramayani Rian
BAYANGMU MEMANJANG
aku hanya bisa menikmati anyaman
titik cat pada kanvas. terpadu makna
yang kau tabur dengan beribu cerita
kenangan yang kau kisahkan
kau ayunkan jarimu dengan tarian warna
dan percikan cat menyinar pada cakrawala
kau tuliskan peristiwa perjalanan
tentang perburuan tak berpeta
menanam makna pada gerak masa
kini bayangmu memanjang dalam gerimis
di luar jendela kamarku
langit menghitam dan udara mengirim sakit
menceritakan sisa kenangan dan keriangan
mengumpulkan angan-angan yang menganyam
segala kesedihan
aku masih merasa kita duduk di kafe ini
menikmati cerita panjang dan mengundangmu
dengan menu pilihan
ikan asin, sambal terasi dan union ring
kini, hanya doa yang bisa kupuisikan
dengan syair-syair ketenangan
: Tuhan menerimamu dengan hati mawar
Jambi, 2004
PESAN AIR SUSU IBU
telah terbiasa sudah
pesan air susumu mendarah daging
pada setiap langkahku
aku akan selalu mencoba dan belajar
untuk menjadi diri yang sempurna
berjalan pada rel kehidupan
dengan bimbingan kebenaran dalam kejujuran
tersenyum dalam hidup
dan mendapat dengan keringat
menjaga diri
dari kemanusiaan yang mencemaskan
Jambi, 2003
KALAU SAJA
Kalau saja aku bisa melukis
mungkin saja telah kulukis wajahmu
kalau saja aku bisa memesan nyawa
kan pesan nyawa panjang untukmu
Kalau sempat aku mengasuhmu
kan kujadikan kau manusia
kalau sempat aku mengantarmu
kan kubawa kau melintasi lima benua
Kalau sampai waktuku menunggumu
kan kupersiapkan negeri yang indah
dan kukawinkan engkau
dengan kesetiaan nurani
Muara Tebo, 2008
WANGI CINTA
aku mencium wangi cinta di sini
pada pohon-pohon karet yang berbaris
menengadah dalam senyum pagi
geraian daunnya adalah puisi
membawa rindu keluarga yang menanti
aku mencium wangi cinta di sini
dalam ketulusan senyum petani
Jambi, 2008
Ramayani Rian lahir di Jambi pada 25 Agustus 1978. Menyelesaikan SI Sastra Inggris pada FKIP Universitas Jambi, menjadi guru SMA di Kabupaten Tebo, dan kini tugas belajar pada pasca-sarjana Universitas Negeri Padang (UNP). Sajak-sajaknya dipublikasikan di berbagai media sastra dan terkumpul dalam buku antalogi puisi 142 Penyair Menuju Bulan, Jalan Bersama Pejabat Penyair dan Tanah Pilihan. Buku kumpulan sajaknya yang telah terbit adalah Sebungkus Kenangan(2008).
(-)
Selasa, 20 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar