Sajak Frans Ekodhanto Purba.
Sebidang Langkah
pada sebidang langkah
aku menitipkan sejuta cerita
tentang kita yang tak pernah renta ditelat rasa
tapi, kenapa tak bisa miliki waktumu
dan airmata terus memanggil dengan luka
kereta subuh, Desember 2007
Menebar Isyarat
adakah mawar menebar isyarat
pada akar yang tumbuh menjadi cakrawala
adakah istirah
saat kau larung dalam kesepian purnama
bukankah kita pernah bercakap-cakap
tentang rentanya malam
kini tanah telah basah
angin lirih dan kita redup bersama waktu
kereta subuh, Desember 2007
Petualang Musim
kita adalah seorang petualang musim
yang retak pada hitungan rencana
menghadirkan percakapan percakapan tak bernyawa
kereta subuh, Desember 2007
Terjebak dalam Selimut Hujan
aku terjebak dalam selimut hujan yang gigil
sedangkan waktu memaksa bertahan
meskipun terkadang menjadi teman bermain dalam tidur
tapi, aku kan menjadi pagi bagi setiap mimpi
dan takkan terjebak lagi
pada segernya rintik yang menetes dari kaki langitmu
kereta subuh, Desember 2007
Tujuan
aku adalah angin yang menari ditubuhmu
panas yang mendidihkan langkah
menancapkan mimpi pada perjalanan
tapi, ragu selalu hinggap pada persimpangan
padahal hatimu telah lama kusita
tak tahu siapa yang menyapa pikiran
melahirkan ketidak pastian
tujuan
kereta subuh, Desember 2007
Mengenangmu
aku mengenangmu lewat kata dan lagu
kata yang kerap memanjakanku
lagu yang terus menimangku
aku mengenangmu lewat pristiwa dan rasa
pristiwa yang penuh istirah
rasa yang melahirkan cinta
tapi, kini semuanya telah musnah
bersama cerita
kereta subuh, Desember 2007
Telah Kugoret Senyummu
telah kugoret senyummu
yang tak terpetakan mata
ketika malam semakin tuntas
di telat bumi
dan kita minggat pada arloji yang beku
musnah seperti leleh lilin yang hampa
dilalap ketidak pastian
kereta subuh, Desember 2007
Pintu Sejarah
kuketuk pintu sejarah yang menunggu di tepian waktu
kusambut lalu lalang musim dari jendela cuaca
kucabut bisu yang melayang
seperti sepongah mimpi
ditelat subuh
tapi, masih saja kau hilang
langkah akan segera diberangkatkan
bergegaslah sayang
kereta subuh, Desember 2007
Terimakasih
terimakasih kau mau mau singgah di halteku
meski terkadang kau mengabaikan rambu rambu
harapan yang pernah kita sepakati
ketika hendak melaju
tapi kau kan tetap jadi kenangan yang nyata
dari sejuta rasa
kereta subuh, Desember 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar