Sajak Wilson Nadeak
SUARA PEMBARUAN DAILY
Last modified: 27/3/09
Malam Menjelang Paskah
percik-percik darah di ambang pintu
pelita pada malam gelap
jejak kaki malaikat sunyi
kepak sayap malaikat maut
berhenti
pergi mengusung mimpi
detak jantung anak sulung
terhenti
ambang tanpa darah
domba yang terbantai
ratap tangis
gerimis tanpa henti
Firaun yang geram
larut malam yang muram
lagu duka kehilangan
genta kematian
Bandung, 11 Maret 2009
Wajah
bukan wajah tampan
atau keceriaan seorang bintang
tepuk tangan
panggung kehormatan
bagi dia
penjelajah waktu
kehidupan dalam debu
deru
luka sepanjang zaman
demi kehidupan
orang-orang yang terlupakan
bukan wajah tampan
di bayang luka yang memulihkan
mahkota duri
"Eloi, Eloi, Sabakhtani!"
wajah
dalam benam nista
langkah-langkah
salib Golgota
seruan:
"Ampunilah mereka
para pembawa bencana".
"Beri Aku Minum"
siang yang gersang
lewat selubung malam
yang panjang
khianati sesudah nyanyi subuh
ayam jantan
pagi dera tubuh
tangan-tangan garang
jalan pendakian
langit pun berduka dalam kelam
siang tiba-tiba menjadi malam
terdengar rintihan:
"Beri Aku Minum"
cuka asam disodorkan
di ujung tombak sebuah cawan
ketika tiba-tiba bumi berguncang
serdadu-serdadu ketakutan
tirai di Bait Suci terbelah
teriakan menggema:
"Usai sudah!"
tubuh terkulai
dalam lengang bumi
Ketika Fajar Subuh
silau mendera serdadu
dalam subuh
gempa bertalu-talu
langit di taman
fajar dalam kepak sayap malaikat
yang mati dibangkitkan
kubur kosong
para imam mereka-reka bohong
para wanita
menyapa Dia
yang bangkit hari ketiga
para pria
dalam sukacita
menjadi pemberita
telah bangkit Dia
Fajar pengharapan
umat manusia
Bandung, 11 Maret 2009
Last modified: 27/3/09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar