Kamis, 26 Maret 2009

Sajak-sajak Soni Farid Maulana

Sajak-sajak Soni Farid Maulana

Kompas, Minggu, 15 Februari 2009 | 01:24 WIB


Sonet Si Mati

tujuh mata peri bunga ceri mengutukku

jadi ribuan serangga biru, dan kau menghilang

dalam bayangan tembang mupukembang

saat rembulan gelap di ujung kembang tanjung

sebab kau impianku yang mengguratkan pisau sepi

ke ulu jantungku. Sebab kau yang membuat langkahku

tersesat dan tersaruk di hutan lambang, arah mana

yang harus aku jelang? Langit hanya sunyi, juga segugus

bintang jatuh. Begitulah aku selalu memimpikanmu

walau kobaran api menyeruak dari bawah akar rumputan,

dari bawah lapisan tanah merah sebelum subuh tiba

dan kau bilang “ada batas, ada tepi!” Di batas

dan tepi yang itukah kau biarkan aku melata, merayap

dalam gelap, dalam kelam kabut hutan lambang?

2008

Soni Farid Maulana

Sunyi

bayang-bayang wajahmu

di alir air, mengalir ke hilir

yang tinggal cuma bulan

dalam kabut, dalam kelam

2009

Soni Farid Maulana

Kelopak Waktu

pucuk jam sedingin mentega dalam kulkas

bayang-bayang pohonan di bawah bulan sabit

mengusik kukuk burung hantu di tangkai jambu

merontokkan kelopak waktu di kalbuku

2008

Soni Farid Maulana

Hurung Layung

burung-burung menikung

di hurung layung

angin dingin

di tepi daun-daun

2007


Soni Farid Maulana lahir pada 19 Februari 1962 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kumpulan puisinya yang terbaru, Pemetik Bintang dan Narah, sedang dalam proses penerbitan. Ia tinggal di Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar